Sabtu, 28 Juli 2012

Pangersa Abah Anom Ra.


Abah Anom,semua kalangan mencintainya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Riwayat hidup Abah Anom, pemimpin Ponpes Suryalaya sungguh berwarna. Lahir 1 Januari 1915 di Kampung Godebah, Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Keluarga bapaknya Syekh H Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad atau Abah Sepuh dan ibunya Hj Juhriyah. Semasa hidupnya Abah Anom mengenyam pendidikan umum di Sekolah Dasar Zaman Belanda "Vervoleg School" di Ciamis 1923-1931, kemudian masuk Madrasah Tsanawiyah di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya 1929-1931.
Selanjutnya menambah ilmu agama di Pesantren Cicariang, Pesantren Gentur dan Jambudipa Kabupaten Cianjur, kemudian Pesantren Cireungas-Cimalati Kabupaten Sukabumi yang mendalami khusus ilmu Hikmat, tarekat, dan ilmu beladiri seperti silat, lalu Pesantren Citengah, Kabupaten Ciamis.
Bahkan Abah Anom melaksanakan Riyadoh dan ziarah ke makam para wali atas perintah ayahnya sambil menimba ilmu di pesantren Kaliwungu-Kendal-Jawa Tengah, kemudian di Bangkalan Madura bersama kakak kandungnya H.A Dahlan dan wakil Abah Sepuh KH Pakih dari Talaga, Majalengka.
Selanjutnya menunaikan ibadah haji ke Mekah tahun 1938, kemudian di Mekah memperdalam ilmu Tasawuf dan Tarekat selama tujuh bulan kepada syekh H Romli asal Garut, wakil Abah Sepuh yang bermukim di Jabal Gubeys, Mekah.
Setelah itu Abah Anom membantu bapaknya Abah Sepuh mengajar di Pesantren Suryalaya dan ikut berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia, hingga akhirnya diangkat memimpin pesantren Suryalaya dan menjadi Wakil Abah Sepuh.
Abah Anom selanjutnya bersama TNI aktif melawan gangguan keamanan yang diakibatkan oleh gerombolan DI/TII dan mendapatkan penghargaan jasa dibidang keamanan.
Selanjutnya Abah Anom aktif membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan diberbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, lingkungan hidup, sosial, kesehatan, koperasi dan politik sehingga banyak menerima penghargaan dari pemerintah.
Kemudian Abah Anom sejak tahun 1980 hingga wafatnya telah mendirikan sebanyak 22 Inabah sebagai panti rehabilitasi remaja korban narkotika dan telah berhasil menyembuhkan banyak para santri binaannya yang tergantung pada narkotika.
Sejak kepemimpinan Abah Anom di pondok pesantren itu cukup banyak dikunjungi berbagai tamu negara Indonesia maupun sejumlah pejabat negara dari berbagai mancanegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar